Jumat, 05 Agustus 2011

Ibu Rumah Tangga vs Wanita Karir

Sekarang wanita mempunyai dua masa depan yang bisa mereka pilih yaitu:

Ibu Rumah Tangga
 atau

Wanita Karir
Banyak pria tidak mempermasalahkan calon istrinya kelak menjadi wanita karir dan ada juga pria yang mempermasalahkan calon istrinya kelak sebaiknya menjadi ibu rumah tangga saja mengurus anak dan suami.

Saya sendiri mungkin awalnya mempunyai pikiran bahwa saya akan mencari calon istri yang nantinya menjadi ibu rumah tangga saja jadi kelak anak kami tidak terlantar serta mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup karena saya mungkin melihat sosok Ibu saya sebagai ibu rumah tangga yang bisa mengurus anak, membantu mencari uang, masak untuk keluarga, bisa melakukan segala pekerjaan rumah tangga dengan cepat dan mengundang decak kagum karena Beliau bekerja seakan ngga pernah cape. Namun sejak majunya jaman, sekarang wanita juga ingin. bekerja karena mereka mempunyai cita-cita dan impian sendiri. Setelah saya merenung, saya akhirnya juga setuju bahwa pria harus menghargai impian dan cita-cita wanita (emangnya cuma pria aja yang boleh mempunyai cita-cita dan impian?), yaitu dengan memberi kebebasan kepada calon istrinya kelak apakah mau menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir. Saya sih mempunyai pemikiran bahwa wanita sesudah mempunyai anak pasti akan dihadapkan kepada pilihan apakah akan fokus mengurus anak dengan konsekuensi berhenti bekerja atau kembali bekerja dengan menyerahkan penjagaan anak kepada orang tuanya atau pun mertuanya. Dan menurut saya istri yang menjadi seorang Ibu tersebut akan berhenti bekerja apabila kondisi keuangan suaminya sudah cukup mapan dan mampu mencukupi kebutuhan mereka (karena punya bayi ngga murah lho, banyak kebutuhan bertambah).

Dan ini yang akan saya lakukan nanti: setelah menikah saya akan membiarkan istri saya bekerja kalau dia mau (nabung buat persiapan baby ato apa lah), nanti setelah mempunyai anak kami akan berbicara dengan serius dan membicarakan bagaimana ke depannya apakah dia akan mengurus anak atau kembali bekerja(biasanya disini naluri seorang Ibu akan muncul sehingga seorang Ibu akan cemas dengan kondisi perkembangan anaknya yang berujung dengan keputusan untuk berhenti bekerja dan fokus menjaga anaknya). Tapi jika istri saya kelak mau bekerja kembali ya saya ngga bisa melarang karena seperti yang sudah saya sebutkan bahwa istri saya juga mempunyai impian dan cita-cita, biarkan dia mencoba. Entah melihat hasil akhir berhasil atau gagal setidaknya dia sudah mencoba dan pengalaman tersebut akan berguna sekali bagi dia untuk menjadi wanita yang lebih bijak.

Oh ya terus kalo kerja anaknya gimana dong? Nah mengatasinya bisa dengan cara mengajak orang tua kita tinggal bersama kita. Ibu kita dulu kan pernah ngerawat kita dari kecil jadi pasti mahir dan seneng sekali bisa membantu merawat cucu, yah sekaligus istri saya ntar bisa berguru sama Ibu ato Mertuanya hehehe... Kalo gini kan kita bisa mendukung istri dalam mengejar impiannya, bisa deket sama orang tua dan bisa membuat orang tua senang.

Kalo gini wuenak to... :)
 
Nah, bagaimana dengan anda? Apa yang akan anda lakukan setelah anda menikah dan mempunyai anak?

2 komentar:

  1. Nice posts. Menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga merupakan sebuah pilihan dan tentu saja keduanya membutuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita memahami peran dengan baik serta siap dengan segala konsekuensinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo... terimakasih atas komentarnya ya... :)
      Saya setuju sekali dengan pemikiran kamu disini. Sebagai calon ibu harus bisa memainkan peran'nya dengan baik dan dalam menghadapi konsekuensi yang ada dia harus bisa meminimalkan kerugian serta bisa membagi waktu dengan baik karena pada intinya perkembangan anak lebih penting :)

      Hapus